Hagia Sophia, landmark terkenal di Istanbul. Selama 900 tahun menjadi gereja dan 600 tahun menjadi masjid. Saat ini menjadi museum dan saksi bisu besarnya peradaban Romawi dan Usmani di masa lampau. |
Hoşgeldiniz! Selamat
datang sahabat The Glotivist! Kali ini kita akan membahas tentang bahasa Turki.
Nah, apa sih yang ada di pikiran sahabat The Glotivist ketika mendengar kata
“Turki”? Sebagian di antara kita akan teringat dengan Hagia Sophia dan Masjid
Biru di Istanbul, sebagian dari kita terbayang akan negeri Muslim yang terletak
di dua benua yang memiliki sejarah yang menggelora. Dewasa ini, Turki merupakan
negara yang amat dinamis dan cukup aktif dalam percaturan politik dunia. Di
postingan kali ini kita akan berkenalan dengan bahasa Turki, salah satu bahasa
utama dunia yang amat kaya akan karya sastra.
Bahasa Turki merupakan
bahasa Altaik yang paling terbesar dari segi jumlah penuturnya. Selain
dituturkan di Turki, bahasa Turki juga menjadi bahasa resmi di Siprus. Bahasa
Turki ini turut menjadi bahasa minoritas yang diakui di negara Bosnia, Yunani,
Kosovo, Macedonia, dan Rumania. Dari segi penutur, bahasa Turki memiliki jumlah
penutur yang cukup besar, yakni sebesar 55-60 juta orang di kawasan Asia Barat
(Anatolia) dan 10-15 juta penutur di kawasan Eropa Tenggara (Balkan). Secara
keseluruhan, diperkirakan terdapat lebih dari 70 juta orang pengguna bahasa
Turki di dunia.
Sejarah bahasa Turki
membentang selama ribuan tahun, bahasa ini dapat ditarik dari bahasa yang
dipertuturkan para kaum nomaden di wilayah Asia Tengah, di mana pada abad
kedelapan, suku-suku nomaden Turki ini mulai bersinggungan dengan kekhalifahan
Abbasiyah dan mulai mengenal agama Islam. Selama beberapa abad selanjutnya,
agama Islam sudah menjadi pilar utama dalam kebudayaan orang Turki. Pada masa
ini, bahasa Turki ditulis dalam aksara Arab-Persia. Perkembangan bahasa Turki ini
semakin pesat pada masa Kekhalifahan Usmani. Pada masa ini, bahasa dan sastra
Turki mengalami kemajuan yang amat signifikan. Bahasa Turki tidak hanya menjadi
sekadar bahasa tutur, melainkan juga menjadi bahasa yang amat penting di
kawasan Mediterania pada abad 16 di mana Kekhalifahan Usmani menikmati puncak
kejayaannya baik pada bidang perekonomian maupun pada bidang militer.
Setelah keruntuhan
Kekhalifahan Usmani, Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Republik Turki dan
melakukan perubahan signifikan dalam bahasa Turki: bahasa Turki yang tadinya
ditulis dalam aksara Arab diganti ditulis dalam aksara Latin. Bahasa Turki juga
mulai mengurangi kata-kata yang berasal dari bahasa asing, seperti dari bahasa
Arab dan Persia. Walaupun demikian, masih ada beberapa kata bahasa Arab yang
diserap ke bahasa Turki. Beberapa di antaranya pun juga memiliki beberapa
kemiripan dengan bahasa Indonesia.
Bahasa
Turki
|
Bahasa
Indonesia
|
sünnet
|
sunat
|
kitap
|
kitab
|
veli
|
wali
|
saat
|
saat
|
zaman
|
zaman
|
hayat
|
hayat
|
zeytin
|
zaitun
|
Sebagai anggota dari
rumpun bahasa Altaik, bahasa Turki memiliki kekerabatan dekat dengan beberapa
bahasa-bahasa di Asia Tengah, seperti bahasa Azeri, Kazak, Uzbek, Uygur, dan
Turkmen. Sebagaimana halnya bahasa Turki, bahasa-bahasa rumpun Altaik lainnya
juga memiliki sejarah dipertuturkan oleh kaum nomaden di Asia Tengah.
Bahasa Turki merupakan
bahasa yang Aglutinatif, yakni menggunakan banyak imbuhan kompleks untuk menajamkan makna suatu kata. Di sinilah keunikan unik bahasa Turki yang umumnya tak
dimiliki oleh bahasa lainnya. Oleh karena itu, kita dapat membentuk suatu kalimat hanya
dengan satu kata saja. Tidak percaya? Mari kita simak gambar di bawah berikut:
Untuk mengakhiri
tulisan ini, ada peribahasa Turki yang cukup apik sebagai penutup, bunyinya
begini: “Bir dil bir insan, iki dil iki insan.” peribahasa ini kalau
diterjemahkan kurang lebih bermakna: “One who speaks only one language is
one person, but one who speaks two languages is two people.“. Peribahasa
ini menegaskan bahwa penguasaan lebih dari satu bahasa amatlah penting,
mengingat dewasa ini arus globalisasi semakin tak terbendung. So, let’s
learn languages and Türkçe öğrenelim! (Let’s Learn Turkish!)
---
Tulisan-tulisan Gr's Course dapat disebarluaskan dan disalin secara luas. Akan tetapi, demi menghargai ilmu pengetahuan, setiap bentuk penyebarluasan tulisan Gr's Course harap memberikan credit dan menyebutkan Gr's Course.