"Aku ingin belajar bahasa asing selain bahasa Inggris. Bahasa manakah yg sebaiknya kupelajari?"
Yep, pertanyaan seperti ini mungkin pernah terlintas di benak kamu, terutama bila kamu masih newbie alias masih hijau dalam urusan bahasa dan budaya. Tidak jarang juga, ada pikiran “Bahasa Inggris aja aku masih belepotan, apalagi belajar bahasa asing lainnya!” yang mungkin menghantui benakmu. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, tidak sedikit orang yang merasa jiper duluan untuk memulai belajar bahasa asing non-Inggris. Ditambah lagi dengan realita bahwasanya akses untuk belajar bahasa asing non-Inggris di berbagai tempat di Indonesia masih agak terbatas, jadilah kita semakin jatuh dalam pemikiran “udahlah kuasai bahasa Inggris aja,dengan begitu gue akan menguasai dunia!”
Apakah bahasa Inggris adalah satu-satunya jawaban mutlak untuk menaklukkan dunia? Jawabannya adalah tidak. Realitanya, di dunia ini ada banyak sekali bahasa, bahkan tercatat dunia yang kita pijak saat ini memiliki hampir tujuh ribu bahasa. Wow! Jumlah yang fantastis bukan? Terlebih sekitar 10% kekayaan bahasa dunia ada di negeri kita tercinta, di Indonesia. “Sudah banyak bahasa asing, banyak pula bahasa daerah. Makin pusinglah mana yg harus dipelajari!”
Tenang, kamu gak perlu pusing. Artikel ini ditulis untuk menjawab pertanyaan kamu, mari kita simak:
Memilih bahasa yang hendak dipelajari itu seperti memilih sederatan eskrim di kulkas minimarket. Ada rasa vanila, cokelat, stroberi, dan varian rasa lainnya. Hampir di tiap kali kita akan memilih es krim sesuai preferensi kita tanpa memerlukan perhitungan yg berarti. Sekarang yg menjadi pertanyaan: “Mengapa memilih bahasa yg dipelajari dapat disamakan dng memilih es krim?”
Jawabannya adalah: karena semua bahasa di dunia pada dasarnya berguna dan bernilai untuk dipelajari, tergantung diri kamu bagaimana memanfaatkan bahasa yang kamu pelajari itu sesuai hasrat (passion) dan preferensi kamu. Mirip seperti analogi “es krim” sebelumnya, kita memilih sesuai dengan preferensi pribadi. Bilamana kamu senang bahasa Belanda, terlebih kamu senang mendalami seluk beluk sejarah Indonesia atau bahkan ingin melanjutkan studi di negeri kincir angin ini, maka bahasa Belanda akan sangat bernilai bagi kamu. Atau kamu senang bahasa Jepang, kamu memiliki passion di bidang anime atau ingin melanjutkan pendidikan di negeri sakura ini, bahasa Jepanglah yang akan sangat berharga bagi dirimu. Dengan kata lain, bahasa asing dapat diibaratkan sebuah kunci, bila kunci ini dipakai pada pintu yang sesuai, maka pintu itu akan terbuka.
Perhatikan juga akses pembelajaran. Walau di dunia ini ada banyak sekali bahasa, tapi tidak semua bahasa mudah diakses pembelajarannya. Akses ini penting lho, dengan akses yg baik, kita dapat dengan mudah dan cepat dalam menguasai bahasa yg kita inginkan. Di Indonesia sendiri, bahasa asing non-Inggris yang akses pembelajarannya cukup luas adalah bahasa Prancis, Jerman, Jepang, Arab. Ada banyak buku pelajaran yg dijual di toko buku, lembaga kursus, dan universitas yg mengakomodasikan bahasa tersebut, sedangkan akses pembelaran bahasa yang “agak” luas, contohnya seperti Mandarin, Korea, Spanyol, Rusia, Belanda, dan bahasa Italia; bahasa-bahasa semacam ini tak banyak buku pelajarannya yg dijual di toko buku umum, lembaga kursus dan universitas yg mengakomodasikannya juga tidak banyak. Oh iya, di zaman teknologi yang makin maju dewasa ini, penggunaan internet pun sangat membantu kita dalam mencari akses pembelajaran, jadi jangan takut kalau bahasa yang ingin kita pelajari sulit dicari aksesnya di Indonesia.
Mungkin sebagian dari kita menyenangi dan berniat mempelajari bahasa yang anti-mainstream, seperti bahasa Finlandia, Urdu, Yunani, atau bahkan bahasa Swahili. Hal tersebut oke saja. Namun, jangan lupa untuk memerhatikan akses pembelajarannya. Apakah mudah mendapatkan pembelajaran bahasa tersebut? Di manakah kita bisa mendapatkan pembelajarannya? Jikalau sulit atau ada tapi masih terbatas, maka pelajarilah bahasa tersebut sekadarnya saja sesuai akses yang ada.
Bahasa itu alat komunikasi, gak afdal kalau kita belajar bahasa tapi gak punya partner berlatih (penutur asli) atau minimal orang yg kebetulan tengah belajar bahasa yang sama dengan kita, sebisa mungkin kita harus dapet partner ini. Untunglah sekarang udah zaman internet, kita bisa berkomunikasi dng orang lain dari berbagai penjuru dunia secara horizontal dan cepat. Dengan cara ini, keterbatasan akses yang kamu alami jadi terkompensasi karena kamu langsung belajar dengan penutur asli-nya. Oh iya, satu hal: jangan malu-malu untuk sksd dng orang yg satu passion sama kita, lebih-lebih jangan malu-malu kalau kamu ketemu penutur bahasa asli atau bule yg kebetulan menguasai bahasa yang kita pelajari. Sikaaaat bleh!
---
Tulisan-tulisan the Glotivist dapat disebarluaskan dan disalin secara luas. Akan tetapi, demi menghargai ilmu pengetahuan, setiap bentuk penyebarluasan tulisan the Glotivist harap memberikan credit dan menyebut Blog The Glotivist.
The Glotivist
2017
1 komentar:
Your Affiliate Money Making Machine is waiting -
Plus, getting it set up is as easy as 1--2--3!
This is how it all works...
STEP 1. Input into the system what affiliate products the system will promote
STEP 2. Add some PUSH button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
STEP 3. Watch the system grow your list and sell your affiliate products all on it's own!
Are you ready to start making money???
Click here to check it out
Posting Komentar